Astronom Temukan Planet Diselimuti Gunung Berapi yang Miliki Air

18 Mei 2023 07:41
Penulis: Adiantoro, tekno
Astronom menemukan planet diselimuti gunung berapi yang memiliki air di sebagian permukaannya. (Engadget)

Sahabat.com - Para astronom menemukan sebuah planet yang mereka yakini diselimuti oleh gunung berapi aktif. 

Melansir Engadget, Kamis (18/5/2023), dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dijurnal Nature, tim ilmuwan multinasional mengatakan, mereka menemukan planet ekstrasurya seukuran Bumi yang diyakini mungkin memiliki air di sebagian permukaannya. 

Planet tersebut diberi nama LP 791-18 d, dan terletak sekitar 90 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Kawah. LP 791-18 d mengorbit katai merah yang terkunci. Artinya planet tersebut tidak memiliki siklus siang dan malam seperti Bumi. 

Sebaliknya, salah satu bagian dari LP 791-18 d terus-menerus diterpa sinar matahari, sedangkan bagian lainnya selalu dalam kegelapan.

"Siang hari mungkin terlalu panas untuk air cair ada di permukaan. Tetapi jumlah aktivitas vulkanik yang kami duga terjadi di seluruh planet dapat mempertahankan atmosfer, yang memungkinkan air mengembun di malam hari," ujar Björn Benneke, salah satu astronom yang mempelajari planet ini, mengatakan kepada Jet Propulsion Laboratory NASA. 

Sistem LP 791-18 berisi setidaknya dua planet lain, yang disebut LP 791-18 b dan c. Yang terakhir adalah dua setengah kali lebih besar dari Bumi dan lebih dari tujuh kali massanya. Itu juga mempengaruhi orbit LP 791-18 d, membuatnya bergerak sepanjang jalur elips mengelilingi sistem matahari.

Jalur itu berarti LP 791-18 d berubah bentuk setiap kali menyelesaikan orbit. "Deformasi ini dapat menciptakan gesekan internal yang cukup untuk memanaskan bagian dalam planet secara substansial dan menghasilkan aktivitas vulkanik di permukaannya," jelas NASA.

"Sebuah pertanyaan besar dalam astrobiologi, bidang yang secara luas mempelajari asal-usul kehidupan di Bumi dan sekitarnya, adalah apakah aktivitas tektonik atau vulkanik diperlukan untuk kehidupan," ucap rekan penulis studi Jessie Christiansen. 

"Selain berpotensi menyediakan atmosfer, proses ini dapat memutar bahan yang akan tenggelam dan terperangkap di kerak bumi, termasuk yang kami anggap penting bagi kehidupan, seperti karbon," imbuhnya.

Sementara NASA, ESA dan CSA sudah merencanakan untuk menghidupkan instrumen pencitraan inframerah James Webb Space Telescope pada LP 791-18 c. Tim yang menemukan LP 791-18 d berpikir planet ekstrasurya akan menjadi "kandidat luar biasa untuk studi atmosfer oleh misi".

Khususnya, Spitzer Space Telescope yang sudah pensiun membantu menemukan LP 791-18 d sebelum NASA menonaktifkannya pada 2020. 

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment